https://ejournal.iainh.ac.id/index.php/elhikam/issue/feedJurnal El-Hikam2023-12-29T10:07:42+08:00Rusdan[email protected]Open Journal Systems<p>El-Hikam: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keagamaan (ISSN 1978-2152) was first published by the P2M of STIT Nurul Hakim (prior to its transformation into the P3M Institut Agama Islam Nurul Hakim) on Friday, March 21, 2008. At the end of 2019, this institution transformed into LP2M. El-Hikam Journal was first published online in 2015 (E-ISSN 2541-3465). At that time, it was still under the auspices of ojs.kopertais14.or.id, managed by Kopertais Region 4 Surabaya. Since Volume 13, Number 2, December 2020, El-Hikam: Jurnal Kajian Pendidikan dan Keagamaan has been publishing articles on its own portal (<a href="https://ejournal.iainh.ac.id/index.php/elhikam/">https://ejournal.iainh.ac.id/index.php/elhikam/</a>) alongside several other journals under LP2M. This journal contains articles resulting from research and analytical or critical studies in the fields of education and religious studies, aiming to develop, explore, and explain knowledge to educated readers in Indonesia and around the world. Those interested can submit articles or research results to the Journal Editor & Administration of El-Hikam at LP2M Nurul Hakim Islamic Institute, Jl. TGH. Abdul Karim No. 1 Kediri Lombok Barat NTB 83362 | Telp. (0370) 6175357 Fax (0370) 6175387, email: [email protected].</p> <p><span id="result_box" class="" lang="en" tabindex="-1"> </span></p>https://ejournal.iainh.ac.id/index.php/elhikam/article/view/271UPAYA PENINGKATAN PERBAIKAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING2023-01-22T20:37:41+08:00Asrah Habibi Daulay[email protected]Muhammad Sobri[email protected]<p><strong><em>One commonly used learning model lately is the discovery learning model. In this learning model, students actively participate in the learning process known as discovery learning, allowing them to evaluate their own methods in discovering concepts. Students are also encouraged to build their knowledge by interpreting what they have learned through this model. This research was conducted to improve students' understanding of recognizing number symbols. The study was carried out at SD Negeri 101770 Tembung with first-grade students as the research subjects. The aim of this discussion is to explore how the use of the discovery learning model and number cards can help first-grade students at SD Negeri 101770 Tembung in the academic year 2022/2023 learn mathematics more effectively. Based on observations, it was identified that first-grade students at SDN 101770 Tembung were unable to recognize number symbols correctly. The cause was attributed to the inappropriate learning method being used, resulting in a lack of motivation for the children to learn. Therefore, to address this issue, action research was conducted using number cards with the discovery learning model. Observation results before the intervention showed that students' ability to recognize number symbols was only 29.41%. After implementing the research through several cycles, by the end of the second cycle, students' ability to recognize number symbols showed improvement, reaching 83.32%, with a minimum passing grade (KKM) set at 70%.</em></strong></p>2023-12-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2023 Jurnal El-Hikamhttps://ejournal.iainh.ac.id/index.php/elhikam/article/view/361PENGUATAN KEMANDIRIAN EKONOMI PESANTREN MENUJU INDONESIA EMAS 20452023-09-29T10:29:00+08:00Rusdan Rusdan[email protected]<p><strong>Pesantren adalah salah satu pilar penting negara. Ditilik dari eksistensinya, lembaga ini telah memainkan peran pentingnya dalam membangun bangsa dan negara jauh sebelum Indonesia merdeka. Embrionya diletakkan pertama kali </strong><strong>pada tahun 1399 </strong><strong>oleh </strong><strong>Syaikh Maulana Malik Ibrahim atau yang dikenal dengan Sunan Gresik. Pada periode selanjutnya, pesantren terus melakukan pembenahan dan penguatan, tak terkecuali penguatan sisi kemandirian ekonomi. Pokok masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah menyangkut kemandirian ekonomi pesantren dengan tiga masalah turunan, yakni <em>pertama</em>, </strong><strong>seberapa urgen penguatan kemandirian ekonomi pesantren, <em>kedua</em>, apa saja hambatan dan peluang penguatan kemandirian ekonomi pesantren, dan <em>ketiga</em>, langkah strategis apa saja yang mesti dilakukan </strong><strong>pesantren dalam memperkuat kemandirian ekonominya. </strong><strong>Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan penekanan pada studi literatur atau disebut juga <em>library research</em>. Seluruh data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yakni jenis data yang diperoleh dari tangan kedua, baik berupa buku, artikel ilmiah, surat kabar, dan sebagainya. Dari serangkaian penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pesantren perlu memperkuat kemandirian ekonominya. Ini terutama agar independensinya terjaga sekaligus agar leluasa menjalankan berbagai kegiatannya. Kendala yang dihadapi pesantren dalam memperkuat kemandirian ekonominya, berasal dari faktor internal dan ekternal. Faktor internal lebih banyak dipengaruhi oleh motivasi dan kebutuhan. Sedangkan faktor eksternal lebih banyak dipengaruhi oleh faktor budaya dan pola asuh. Adapun </strong><strong>langkah-langkah yang ditempuh pesantren dalam memperkuat kemandirian ekonominya mulai dari penilaian </strong><strong>potensi dan sumber daya, perancangan strategis, diversifikasi pendapatan, pendidikan kewirausahaan, </strong><strong>pengelolaan</strong> <strong>keuangan yang bijaksana</strong>,<strong> penguatan kemitraan dan jaringan, ekspansi pemasaran dan promosi, transparansi, hingga manajemen risiko yang terkendali dan terukur</strong>.</p>2023-12-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2023 Jurnal El-Hikamhttps://ejournal.iainh.ac.id/index.php/elhikam/article/view/402ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN PELAKU UMKM PADA MASA DAN PASCA PANDEMI COVID-192023-12-24T08:27:32+08:00sahirul alim[email protected]Iman Hidayatullah[email protected]Cikal Wahyuditya[email protected]<p><strong>Pandemi Covid-19 yang terjadi secara global </strong><strong>memaksa pemerintah </strong><strong>mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta mengkampanyekan </strong><strong>s</strong><strong><em>tay at </em></strong><strong><em>h</em></strong><strong><em>ome</em></strong><strong>. </strong><strong>Hal ini tentu saja berdampak terhadap lumpuhnya semua sendi kehidupan, tidak terkecuali sektor perekonomian, salah satu di antaranya adalah para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pendapatan pelaku UMKM pada masa dan pasca pandemi</strong><strong> dengan analisis</strong><strong> <em>t</em></strong><strong><em>wo </em></strong><strong><em>w</em></strong><strong><em>ay </em></strong><strong><em>a</em></strong><strong><em>nova</em></strong> <strong>tanpa interaksi. Populasinya adalah pelaku UMKM di Kelurahan Gerung Selatan Lombok Barat yang berjumlah 122 orang yang terdiri dari pelaku UMKM yang berjualan bahan bangunan (14 orang ), yang berjualan sembako (60 orang), dan yang berjualan kuliner ( 38 orang ). Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 36 orang (30% dari total populasi) dengan teknik pengambilan sampel dilakukan secara <em>stratified random sampling</em>. Uji statistik dengan </strong><strong>nilai sig</strong><strong>nifikansi</strong><strong> <0,05 </strong><strong>(a</strong><strong>lpha)</strong><strong> menerima H1 pada hipotesis pertama yaitu terdapat</strong><strong> perbedaan pendapatan berbagai jenis pelaku UMKM. </strong><strong>Hasil penelitian ini juga menerima H1 pada hipotesis kedua, yaitu </strong><strong>terdapat perbedaan pendapatan pelaku UMKM </strong><strong>pada masa</strong><strong> dan pasca pandemi covid-19</strong><strong> di Kelurahan Gerung Selatan Kabupaten Lombok Barat.</strong></p>2023-12-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2023 Jurnal El-Hikamhttps://ejournal.iainh.ac.id/index.php/elhikam/article/view/370MEMBANGUN PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS MODERASI DI INDONESIA 2023-10-18T11:42:00+08:00Wely Dozan[email protected]Sya’ban Abdul Karim[email protected]<p><strong>Dinamika epistemologi pengetahuan pendidikan Islam telah menjadi tema garis besar untuk dikembangkan secara terus-menurus oleh para cendekiawan Muslim dan para pemikiran Islam yaitu dengan melakukan kontribusi dan merumuskan berbagai teori untuk membangun wajah pendidikan Islam yang sesungguhnya. Persoalan pendidikan menjadi prioritas utama untuk diikhtirakan perbaikannya, terutama bagi guru. Dalam ranah ini, gutu dituntut berperan aktif menggali kreativitas, inovasi, dan potensi siswa lainnya. Karena bagaimana pun pendidikan merupakan salah satu alat transformai yang terbukti ampuh. Dalam dunia pendidikan, terutama di Indonesia masih ditemukan berbagai problem dan konflik yang seakan tak berkesudahan. Banyak ahli menilai ini terjadi disebabkan oleh </strong><strong>kurangnya optimalisasi ajaran berbasis moderasi dalam Islam. Hal ini sebagai salah satu bukti konkret yaitu terjadi tawuran antar sesama siswa, murid tidak menghargai guru, minimnya sikap toleransi yang dimiliki oleh peserta didik, bahkan terkadang guru bersikap keras terhadap peserta didik, </strong><strong>termasuk juga</strong><strong> beberapa konflik yang lai</strong><strong>nya. </strong><strong>Asusmi tersebut menjadi pusat perhatian</strong><strong>,</strong><strong> khususnya </strong><strong>dalam kaitannya dengan</strong><strong> pendidikan Islam </strong><strong>guna</strong><strong> membangun pembelajaran berbasis moderasi sebagai upaya untuk meminimalisir konflik yang terjadi</strong><strong>. </strong><strong>Fokus penelitian ini</strong><strong> adalah hendak </strong><strong>menjawab beberapa persoalan yang cukup urgen</strong><strong>, </strong><strong>yaitu bagaimana wajah pendidikan Islam berbasis moderasi (</strong><strong><em>w</em></strong><strong><em>asthiyyah</em></strong><strong>) di Indonesia. Hal ini </strong><strong>merupakan</strong><strong> salah satu kegelisahan akademik yang </strong><strong>cukup menantang bagi Peneliti. Faktanya, moderasi merupakan senjata paling ampuh untuk meminimalisir terjadinya berbagai problem dan konflik. Bahkan lebih jauh, moderasi merupakan pisau analisis yang terus dikembangkan, karena hakikat dari pada moderasi yaitu mengajarkan tentang sikap multikurtural dalam berbagai aspek, baik menyangkut agama, akidah, sosial, dan lainnya.</strong></p> <p><em> </em></p>2023-12-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2023 Jurnal El-Hikamhttps://ejournal.iainh.ac.id/index.php/elhikam/article/view/386ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MADRASAH IBTIDAIYAH AL HAFIZIAH MASJURING DESA BONDER KECAMATAN PRAYA BARAT2023-12-09T16:46:46+08:00Sahrizal Fahlawi[email protected]Rizka Eliza Pertiwi Eliza Pertiwi[email protected]Muhammad Sobri[email protected]<p><strong>Belakangan ini, i</strong><strong>su lingkungan hidup menjadi</strong><strong> salah satu </strong><strong>perhatian pemimpin dunia</strong><strong>. S</strong><strong>etiap pemerintahan di dunia mengambil berbagai langkah untuk mengatasi masalah lingkungan hidup. Di Indonesia</strong><strong> sendiri</strong><strong>, upaya-upaya sistematis dilakukan, termasuk melalui lembaga pendidikan</strong><strong>, terkhusus pendidikan</strong><strong> Islam yang menerapkan aturan wajib untuk menerapkan kurikulum berorientasi pada lingkungan.</strong><strong> Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Al-hafiziah Masjuring Desa Bonder Kecamatan Praya Barat. Data-data digali menggunakan beberapa metode, namun yang kerap diapakai adalah wawancara dengan subyek penelitian dan tidak ketinggalan metode obeservasi juga digunakan. Dari serangkaian penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa isu-isu lingkungan hidup yang disampaikan dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak, terutama yang dipelajari pada kelas 1 semester I, dengan fokus pada aspek kedisiplinan dalam menjaga kebersihan diri. Ini melibatkan tindakan-tindakan seperti merawat kebersihan pribadi, mengelola limbah, merapikan pakaian, dan menghindari perilaku yang tidak higienis, dengan penekanan pada dampak negatif dari ketidakdisiplinan tersebut. </strong><strong>Sementara pada kelas </strong><strong>6</strong><strong> semester II, materi berkaitan dengan lingkungan hidup, terutama membentuk akhlak</strong><strong>,</strong><strong> baik terhadap makhluk hidup, termasuk binatang dan tumbuhan, dalam kehidupan sehari-hari. Materi ini mencakup etika dalam berinteraksi dengan makhluk tersebut dan konsekuensi negatif yang mungkin timbul akibat perilaku yang tidak bermoral terhadap mereka.</strong><strong> Namun penting dicatat bahwa pendidikan mengenai lingkungan hidup yang diberikan melalui mata pelajaran Akidah Akhlak belum mencapai tingkat kesadaran yang memadai terkait kepedulian terhadap lingkungan hidup. Tema-tema yang diajarkan masih terbatas pada pemahaman lingkungan yang bersifat sempit, mencakup standar kompetensi seperti membiasakan akhlak terpuji, menghindari perilaku tercela, dan kompetensi dasar seperti membiasakan sifat disiplin dan hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari.</strong></p>2023-12-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2023 Jurnal El-Hikamhttps://ejournal.iainh.ac.id/index.php/elhikam/article/view/388HISTORISITAS SANAD DALAM PERSPEKTIF ILMU HADITS 2023-12-10T12:00:33+08:00Irvan Ahmat Khoiruddin[email protected]<h2>Abstrak</h2> <p><strong>Kajian <em>sanad </em>dalam ilmu hadits merupakan konsep dasar yang perlu dipahami dan dianalisis kembali guna mengokohkan kajian keislaman. <em>Sanad </em>dalam ilmu hadits merupakan sandaran atau jalur periwayatan hadits yang memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas suatu hadits.</strong> <strong>Penelitian ini disusun untuk memberikan pemahaman secara utuh terkait <em>sanad </em>dalam ilmu hadits, kemudian mengaplikasikannya dalam hadits-hadits Nabi Saw. Secara spesifik, ada beberapa konsep dasar yang menjadi fokus penelitian ini, yakni, <em>pertama</em>, menelusuri </strong><strong>makna istilah <em>sanad </em>dalam ilmu hadits. <em>Kedua</em>, urgensi <em>sanad </em>dalamkajian </strong><strong>hadits. <em>Ketiga</em>, memahami jalur periwayatan <em>sanad </em>dan aplikasinya terhadap kualitas dan kuantitas hadits Nabi Saw.</strong> <strong>Untuk menjawab pokok masalah, maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi literatur, yaitu upaya sistematis dalam memecahkan problem penelitian yang telah dipetakan berdasarkan berbagai referensi, baik berupa buku, jurnal, artikel, dan sebagainya.</strong><strong> Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa <em>sanad </em>dalam perspektif ilmu hadits merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang asal-usul periwayatan hadits sekaligus juga untuk menentukan kualitas dan kuantitas hadits yang pada gilirannya akan menentukan apakah suatu hadits dapat diterima ataukah justru ditolak sebagai <em>hujjah </em>dalam hukum Islam.</strong></p> <p> </p>2023-12-29T00:00:00+08:00Hak Cipta (c) 2023 Jurnal El-Hikam