JURNAL MAHASANTRI
https://ejournal.iainh.ac.id/index.php/mahasantri
<p>Jurnal Pendidikan dan studi Islam Fakultas Tarbiyah IAI Nurul Hakim kediri Lombok Barat. Jurnal diterbitkan setahun 2 (dua) kali, yaitu di Bulan Maret dan Bulan September. Jurnal ini diterbitkan oleh LP3M Institut Agama Islam Nurul Hakim Kediri Lombok Barat NTB</p>LP2M IAI NURUL HAKIMen-USJURNAL MAHASANTRI2746-4458ISLAMIC EDUCATION CURRICULUM INNOVATION OF INTEGRATION BETWEEN ISLAMIC AND MODERN SCIENCE AT MA DARUSSALIMIN NW SENGKOL MANTANG
https://ejournal.iainh.ac.id/index.php/mahasantri/article/view/519
<p><em>Abstract</em></p> <p><em>This study aims to analyze the integration strategy between Islamic science and modern science in the curriculum and its impact on the quality of learning at MA Darussalimin NW Sengkol Mantang. This research uses a qualitative approach with a case study method. Data were collected through interviews, observation, and documentation, then analyzed descriptively. The results showed that the integration of Islamic and modern sciences is carried out through the development of relevant teaching materials, collaboration-based learning methods, and teacher training to understand the integration approach. These strategies strengthen the connection between Islamic concepts and modern contexts, creating a holistic understanding for students. In addition, the implementation of the integrative curriculum has a significant impact on the quality of learning. Students show increased motivation, critical thinking skills, creativity and a deeper understanding of concepts. It also creates a more meaningful learning experience by linking religious teachings and science in a relevant way. This study concludes that integrative curriculum innovation is an effective solution to improve the quality of Islamic education while equipping students with competencies to face global challenges without abandoning Islamic values.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong> <strong><em>Innovation, Curriculum, Islamic Education, Integration, and Modern Science</em></strong></p> <p> </p>Sunardi SunardiHalimatuzzahrah HalimatuzzahrahEva ZulfaHeri Fadli
Copyright (c) 2025 JURNAL MAHASANTRI
2025-02-282025-02-2852606710.57215/pendidikanislam.v5i2.519Hakikat Pendidik dalam al-Qur'an
https://ejournal.iainh.ac.id/index.php/mahasantri/article/view/523
<p>Dalam kehidupan di dunia ini, tidak ada seorang pun yang hidup dalam keadaan mengatahui segala sesuatu, apalagi hal-hal yang berkaitan dengan agama. Memang secara umum, seseorang dapat megetahui mana yang baik dan buruk, namun secara detail akal tidak mampu memahaminya, harus melalui panduan syari’at.</p> <p>Agar seseorang terbimbing dengan baik, maka dibutuhkan sosok yang mengajarkan mereka mana yang baik dan buruk, halal dan haram, haq dan bathil dan lain sebagainya. Sosok itu adalah seorang pendidik yang dalam beberapa terminologi dapat dinamakan dengan nama yang berbeda. Dalam konteks al-Qur’an disebutkan seperti <em>Murabbi, al-Nbai dan al Rasul, al-Mu’allim, dan al Imam</em>.</p> <p>Pendidik adalah sosok yang mulia dan suci, dan bahkan derajatnya sama seperti keberadaan seorang rasul. Dalam hadis nabi sendiri disebutkan bahwa hampir seorang pendidik itu menjadi seorang rasul. Maka pendidik seharusnya dapat memberikan contoh dan tauladan yang sempurna agar orang dapat mengikutinya dengan baik.</p> <p>Sedangkan sifat-sifat yang dapat diambil dalam al-Qur’an sebagai sifat dari seorang pendidik adalah sifat <em>Rabbani, al bisharah, al-indzar, al Shobru, al Shidqu</em> dan memberi tauladan yang baik bagi peserta didik dalam proses Pendidikan.</p> <p>Adapun tugas penting dan utama yang menjadi kewajiban seorang pendidik kepada peserta didiknya adalah menjadi orang yang memberikan ilmu/<em>transfer knowledge</em> kepada peserta didik secara totalitas hingga terbentuk keperibadian yang diharapkan oleh Allah. Kemudaian Pendidikan harus dapat menjadi orang tua bagi peserta didik. Ia harus memperlakukannya seperti ia memperlakukan anaknya sendiri. Dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana pendidik senantiasa menjadi pendengar dan teman duduk yang baik bagi peserta didiknya. Tidak hanya sekedar memberikan ilmu, tapi harus mampu menyelesaikan persoalan peserta didik, atau menjadi tempat curhat mereka dalam suka maupun duka.</p>Weli Arjuna Wiwaha
Copyright (c) 2025 JURNAL MAHASANTRI
2025-02-282025-02-2852689210.57215/pendidikanislam.v5i2.523PENDIDIKAN PESANTREN SEBAGAI LANGKAH DEKOLONISASI PENDIDIKAN DI INDONESIA
https://ejournal.iainh.ac.id/index.php/mahasantri/article/view/524
<p><strong>Abstrak </strong></p> <p>Kolonialisasi pendidikan di Indonesia masih menjadi perbincangan di kalangan akademisi. Sejak masa kolonial, pesantren, sebagai lembaga pendidikan, telah memainkan peran penting, meskipun kurang diminati masyarakat. Pendidikan pesantren dapat menawarkan model pendidikan yang lebih mencerminkan identitas dan budaya lokal Indonesia, terutama dalam konteks dekolonisasi pendidikan. Penelitian ini mengkaji peran Pesantren Gontor dalam dekolonisasi pendidikan, fokus pada integrasi pendidikan agama Islam dengan ilmu pengetahuan umum, serta penguatan karakter dan nilai moral siswa. Metode tinjauan pustaka digunakan untuk menganalisis literatur terkait pendidikan pesantren, dekolonisasi, dan perkembangan Pesantren Gontor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pesantren Gontor menggabungkan pendidikan agama dan umum dalam kurikulumnya, mengintegrasikan nilai-nilai lokal dan Islam, serta menekankan pentingnya pendidikan karakter dan moral. Pendekatan ini berkontribusi dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Model pendidikan ini tidak hanya membentuk siswa secara intelektual, tetapi juga menanamkan integritas, toleransi, dan tanggung jawab sosial, yang menjadi bagian dari prosesdekolonisasi pendidikan di Indonesia.<br /><br /></p>Nabil Palasenda
Copyright (c) 2025 JURNAL MAHASANTRI
2025-02-282025-02-28529311110.57215/pendidikanislam.v5i2.524METODE UMMI DALAM MENCETAK GENERASI QUR’ANI
https://ejournal.iainh.ac.id/index.php/mahasantri/article/view/525
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Metode Ummī adalah salah satu pendekatan yang digunakan dalam pengajaran Al-Qur’an yang dirancang untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada orang-orang dari segala usia dan latar belakang, baik yang baru memulai belajar atau yang telah mempelajari Al-Qur'an. Istilah <em>Ummī</em> berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna "belum tahu" atau "buta huruf", namun dalam konteks ini, metode Ummī lebih menekankan pada pengajaran Al-Qur’an dengan cara yang sederhana, mudah dipahami, dan mengakar pada nilai-nilai dasar dalam Al-Qur’an itu sendiri. Metode ini juga berfokus pada aspek spiritual dan pemahaman yang mendalam, bukan hanya sekedar hafalan.</p> <p>Metode Ummī berlandaskan pada prinsip bahwa Al-Qur'an adalah wahyu yang diturunkan untuk umat manusia secara universal. Al-Qur’an tidak hanya ditujukan bagi mereka yang telah terpelajar, tetapi untuk semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tidak memiliki latar belakang pendidikan formal. Oleh karena itu, metode Ummī berusaha menyederhanakan proses pembelajaran tanpa mengurangi esensi ajaran Al-Qur’an. Tujuan utama metode ini adalah membimbing individu untuk mengenal, memahami, dan mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang mudah dan menyentuh hati.</p> <p>Generasi Qur'ani adalah generasi yang menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup dalam setiap aspek kehidupan. Pendidikan yang berbasis pada ajaran Al-Qur'an di keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan generasi Qur'ani yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual dan moral. Meskipun ada tantangan yang harus dihadapi, seperti pengaruh globalisasi dan pemahaman yang kurang mendalam tentang Al-Qur'an, upaya yang sungguh-sungguh dalam mendidik generasi Qur'ani akan membawa perubahan positif bagi umat Islam dan masyarakat secara keseluruhan.</p>Elya Yuliana
Copyright (c) 2025 JURNAL MAHASANTRI
2025-02-282025-02-285211212810.57215/pendidikanislam.v5i2.525PERAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DALAM MENGATASI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA DI YAYASAN UKWATUNA LOMBOK
https://ejournal.iainh.ac.id/index.php/mahasantri/article/view/526
<p>Abtract</p> <p>The role of School-Based Management (SBM) allows schools to improve the quality of students, by empowering all the potential that exists in the school, especially teaching and education staff as well as the facilities and infrastructure in the school. Facilities and infrastructure are one of the aspects that need to be considered in implementing SBM and their procurement is the authority and responsibility of the school. In this case, schools are required to be able to realize optimal management of facilities and infrastructure so that they are able to empower those that already exist and even those that do not yet exist. This research is a qualitative research that prioritizes data about the role of SBM in overcoming limited facilities and infrastructure at Foundation Ukwatuna Lombok. Data collection techniques were carried out by observation and interviews. This research found that there are inhibiting factors or challenges in implementing the fulfillment of facilities and infrastructure standards at Foundation Ukwatuna Lombok, namely the lack of support from the surrounding community and competition with other needs. Apart from that, the role of MBS at Karya Cendikia IT Vocational School is quite good in fulfilling facilities and infrastructure standards because it is in accordance with the SBM system which gives complete authority to the school to develop the school's potential, in this case covering more towards meeting facility standards. infrastructure and schools can maximize their potential in utilizing infrastructure to support the learning process.</p> <p>Keywords: school-based management; facilities and infrastructure</p>Muhammad Zulfahmi AkbarMuhammad Syaifullah
Copyright (c) 2025 JURNAL MAHASANTRI
2025-02-282025-02-285212914110.57215/pendidikanislam.v5i2.526