NORMA DAN ETIKA PEMANFAATAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI DALAM SISTEM EKONOMI ISLAM

Abstrak

Islam adalah agama yang menempatkan norma dan etika sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ajarannya. Setiap Muslim dituntut menjunjung tinggi seperangkat norma dan etika itu dalam setiap aktivitasnya, tak terkecuali dalam kegiatan produksi. Umumnya, produksi dimaknai sebagai penciptaan nilai guna (utility) dan/atau penambahan nilai pada guna. Secara teoritis praktis, tanpa produksi, kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa, kegiatan produksi melibatkan banyak faktor meliputi, namun tidak dapat dibatasi pada tanah (land), tenaga kerja (labor), modal (capital), dan organisasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif analitik. Sementara pendekatan yang digunakan adalah kajian pustaka (library research), yaitu penelitian yang menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan maupun laporan hasil penelitian terdahulu. Dalam kegiatan produksi, ada beberapa faktor yang didayagunkan, mulai dari tanah (land), tenaga kerja (labor), modal (capital), hingga organisasi. Dalam konsepsi ekonomi Islam, pemanfaatan faktor-faktor produksi tersebut harus memperhatikan norma dan etika yang berlaku. Untuk itu, tanah (land) harus dipandang sebagai milik bersama yang berdimensi sosial yang diorientasikan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat; kerja (labor) merupakan kewajiban, di mana pihak pemberi kerja mesti dapat berlaku adil kepada para pekerjanya, membayar upah tepat waktu dan menyediakan fasilitas sosial pagi pekerja sesuai kemampuan; modal (capital) merupakan amanah dari Allah swt. yang wajib dikelola secara baik dan penuh tanggung jawab; dan manusia dalam organisasi produksi menempati posisi yang strategis dan signfikan dibadadingkan dengan faktor produksi lainnya.