Krisis Sosial Arab Pasca-Arab Spring; Menelisik Kembali Pemikiran Abid Al-Jabiri dan Relevansinya terhadap Wacana Arab-Islam dan Demokrasi
Keywords:
tajdid, revolusi Arab, bayani, irfani dan burhani.Abstract
Dalam satu dekade terakhir, fenomena Arab Spring yang melanda timur tengah kenyataannya belum berhasil mencapai tujuannya yaitu membebaskan rakyat dari sistem otoritarianisme. Fenomena Arab Spring merupakan fenomena baru yang belum pernah terjadi dalam sejarah Arab di mana rakyat dari berbagai elemen menyuarakan aspirasinya agar nilai-nilai demokrasi diterapkan secara merata. Atas peristiwa Arab Spring yang melanda Arab sekaligus menjadi titik balik pentingnya diskursus pemikiran pembaharuan (tajdid) dalam melihat kembali pemikiran dan nalar Arab yang telah terbangun dengan relasi antara nilai-nilai modernitas. Wacana tajdid yang fokus mengkaji bagaimana landasan pemikiran Arab-Islam adalah Muhammad Abid al-Jabiri dengan epistemologi bayani, irfani dan irfani yang melihat bagaimana perkembangan pemikiran Arab-Islam dan proses perkembangannya dalam melihat realitas zaman. Selain itu, Menurut al-Jabiri dalam hal relasi antara Islam dan demokrasi saling berkaitan, di mana nilai-nilai pokok Islam seperti musyawarah dan syura prinsipnya sama dengan demokrasi. Namun, bukan berarti demokrasi yang dimaksud al-Jabiri adalah demokrasi sekular; yang memisahkan antara ruang privat dan publik, melainkan demokrasi-Islam yaitu demokrasi yang didalamnya diterapkan nilai-nilai Islam.